Perbedaan Bahan Felt vs Flanel

Selain bahan felt seperti yang sudah dibahas melalui artikel tentang felt, mungkin banyak dari kita juga mengenal bahan flanel. Apakah keduanya sama, ataukah berbeda? Yuk kita coba eksplorasi soal kedua bahan tersebut.

Felt dan flanel adalah dua bahan yang berbeda dengan karakteristik dan sifat yang berbeda. Felt adalah kain non-tenun/anyam yang dibuat dengan menganyam serat bersama-sama melalui proses yang melibatkan pemanasan, pelembapan, dan pemberian tekanan. Seratnya bisa berasal dari hewan (seperti wol) atau sintetis, dan kain yang dihasilkan padat, tahan lama, dan sangat tersekat/erat. Felt dapat dibuat dalam berbagai tingkat ketebalan dan kerapatan, dan sering digunakan dalam aplikasi seperti pada topi, sepatu, dan aplikasi industri seperti filtrasi dan penyegelan.

Flanel, di sisi lain, adalah kain tenun yang terbuat dari wol, katun, atau serat sintetis. Biasanya disikat pada satu atau kedua sisi untuk menciptakan permukaan yang lembut dan kabur. Flanel dikenal karena kehangatan dan kelembutannya, dan biasanya digunakan untuk selimut, piyama, dan kemeja. Jadi baju flanel yang permukaannya lembut, bertekstur, dan cukup tebal sehingga dapat menghangatkan berasal dari bahan flanel.

 

Singkatnya, perbedaan utama antara kain felt dan flanel adalah kain felt bukan anyaman yang dibuat dengan menyatukan serat-serat anyaman, sedangkan kain flanel adalah kain anyaman/tenun yang disikat untuk menciptakan permukaan yang lembut dan berbulu halus. Selain felt dan flanel, bahan yang cukup serupa yang kita juga populer adalah fleece dan fiber.

Sumber:

Ekarius, C., & Robson, D. (2011). The Fleece & Fiber Sourcebook: More Than 200 Fibers, from Animal to Spun Yarn. Storey Publishing.

Sjöberg, G. P. (1996). Felt: new directions for an ancient craft. Interweave Press.